Menggagas Pengawasan Badan Perwakilan dalam Kabinet Presidensial: Perspektif Perbandingan Hukum

Main Article Content

Mirza Satria Buana

Abstract

This article analyses the controlling function of external institution toward government cabinet, under the light of checks and balances principles. This article believes that a professional controlling mechanism conducted by the DPR and DPD would create a more responsible government cabinet. The effectiveness of cabinet is determined by both internal and external control mechanism. This article uses ius constituendum approach to consider the possibility to selectively transplant the Westminster’s government accountability mechanism. The discourse is whether or not it can be adopted within Presidential system. This article also considers an ideal design for the DPR and DPD to control government cabinet. In order to analyses these issues, this article uses legal method in accompanying with comparative approach. This article concludes that, theoretically, presidential system of government also aims to a responsible government. Therefore, control to government cabinet is democratically acceptable. In the perspective of ius constituendum, this essay offers a selective-legal transplant in constructing a shadow cabinet aiming to critically control and question government cabinet (ministers), especially regarding their policies and internal regulations. Specifically on internal regulations, shadow cabinet could potentially initiate a progressive mechanism, namely Post-Legislative Scrutiny (PLS) to review ministerial regulations.


Abstrak


Artikel ini menganalisa fungsi pengawasan kinerja kabinet oleh organ eksternal dalam bingkai checks and balances. Dengan hadir dan efektifnya relasi pengawasan yang profesional-konstruktif oleh DPR dan DPD, kerja kabinet menjadi lebih akuntabel dan efektif. Efektivitas kabinet presidensial ditentukan oleh baik atau tidaknya sistem pengawasan internal maupun eksternal dalam sistem pemerintahan. Artikel ini mengedepankan pendekatan ius constituendum dengan mencermati praktik baik (good practice) sistem akuntabilitas pemerintahan Westminster. Diskursus yang diketengahkan adalah: apakah sistem akuntabilitas Westminster dapat ditransplatasi secara selektif dengan sistem Presidensial di Indonesia? Kemudian artikel ini menimbang desain relasi pengawasan DPR dan DPD terhadap kabinet pemerintahan. Guna menganalisa secara komprehensif, artikel ini menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan perbandingan hukum. Artikel ini berkesimpulan bahwa secara teoretis, sistem pemerintahan presidensial berorientasi pada tujuan pemerintahan yang bertanggung-jawab (responsible government), sehingga pengawasan menteri-menteri kabinet oleh lembaga legislatif adalah sebuah mekanisme yang demokratis. Dalam perspektif ius constituendum, artikel ini menawarkan transplantasi-selektif terhadap mekanisme kabinet bayangan atau shadow cabinet, dengan fokus pengawasan terhadap tindakan dan kebijakan eksekutorial menteri-menteri. Lebih spesifik terkait produk perundang-undangan kementerian, ‘kabinet bayangan’ dapat berperan konstruktif dengan melakukan post-legislative scrutiny (PLS) terhadap produk-produk perundang-undangan.

Article Details

Section
Articles

References

Artikel, Buku, dan Laporan

Altinkök, Serhat. “Constrained Parliamentarism versus Semi Presidentialism in the Context of the Principle of the Separation of Powers.” AIBU Journal of Social Sciences 15, 3 (2015), 171-200.

Aucoin, Peter, Jennifer Smith, dan Geoff Dinsdale. Responsible Government: Clarifying Essentials, Dispelling Myths and Exploring Change. Ottawa: Canada Centre for Management Development, 2004.

BBC Indonesia. “Kabinet Jokowi Dibayangi ‘Kepentingan Parpol’.” https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/10/141026_kabinet_jokowi_pengamat, 27/10/2014. Diakses 1/12/2022.

Liputan 6. “Ini 9 Wajah Baru Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK.” https://www.liputan6.com/photo/read/2562457/ini-9-wajah-baru-menteri-kabinet-kerja-jokowi-jk?page=1, 27/7/2016. Diakses 23/01/2022.

Bible Gateway. “Ecclesiastes 1.” http://web.mit.edu/jywang/www/cef/Bible/NIV/NIV_Bible/ECC+1.html. Diakses 12/12/2022.

BRIN. “Animo Penguatan DPD dalam Sistem Perwakilan Politik Nasional di Media Sosial Twitter.” https://politik.brin.go.id/kolom/pemilu-partai-politik-otonomi-daerah/animo-penguatan-dpd-dalam-sistem-perwakilan-politik-nasional-di-media-sosial-twitter/, 16/9/2022. Diakses 12/11/2022.

Buana, Mirza S. Perbandingan Hukum Tata Negara: Filsafat, Teori dan Praktek. Jakarta: Sinar Grafika, 2022.

CNN Indonesia. “Luhut Kritik Kebijakan Susi Soal Cantrang dan Benamkan Kapal.” https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190402104549-20-382799/luhut-kritik-kebijakan-susi-soal-cantrang-dan-benamkan-kapal, 2/4/2019. Diakses 01/12/2022.

de Smith, S.A. “Westminster’s Export Models: The Legal Framework of Responsible Government.” Journal of Commonwealth Political Studies 1, 1 (1961): 2-16. DOI: 10.1080/14662046108446955

de Smith, S.A dan R. Brazier. Constitutional and Administrative Law. London: Penguin, 2007.

de Vrieze, Franklin dan Victoria Hasson. Post-Legislative Scrunity. London: Westminster Foundation for Democracy, 2017.

Dewansyah, Bilal dan M. Adnan Yazar Zulkifar. “Reafirmasi Sistem Pemerintahan Presidensil dan Model Pertanggung-jawaban Presidensial dalam Perubahan UUD 1945: Penelusuran Sebab dan Konsekuensi.” Padjadjaran: Jurnal Ilmu Hukum 3, 2 (2016): 285-309. DOI: 10.22304/pjih.v3n2.a4.

Fabbrini, Sergio. “The American System of Separated Government: A Historical Institutional Interpretation.” International Political Science Review 20, 1 (1999): 95-116.

Feith, Herbert. “President Soekarno, the Army and the Communist: The Triangle Changes Shape.” Asian Survey 4, 8 (1964): 969-80. DOI: 10.2307/2642634.

Figueiredo, Argelina Cheibub dan Fernando Limongi. “Constitutional Change, Legislative Performance and Institutional Consolidation.” Revista Brasileira de Ciencias Sociais, Special Issue, 1 (2000): 73-94. DOI: 10.1590/S0102-69092000000500006.

Figueiredo, Argelina Cheibub dan Fernando Limongi. “Presidential Power, Legislative Organization and the Party Behavior in Brazil.” Comparative Politics 32, 2 (2000):151-70. DOI: 10.2307/422395.

Huda, Ni’matul. Perkembangan Hukum Tata Negara: Perdebatan dan Gagasan Penyempurnaan. Yogyakarta: UII Press, 2014.

Huda, Ni’matul. Politik Ketatanegaraan Indonesia Kajian terhadap Dinamika Perubahan UUD 1945. Yogyakarta: FH UII Press, 2003.

Huda, Ni’matul. UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang. Jakarta: Rajawali Press, 2008.

Isra, Saldi. Pergeseran Fungsi Legislasi, Menguatnya model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010.

Kahn-Freud, Otto. “On Uses and Misuses of Comparative Law.” The Modern Law Review 37, 1 (1974): 1-27.

Kompas. “Pemilih Ragu dan Konsolidasi Partai Politik.” https://www.kompas.id/baca/riset/2022/08/24/pemilih-ragu-dan-konsolidasi-partai-politik, 7/1/2022. Diakses 21/4/2022.

Kuhn, Thomas. The Structure of Scientific Revolution. Chicago: The University of Chicago Press, 1970.

Linz, Juan J. “The Perils of Presidentialism.” Journal of Democracy 1, 1 (1990): 51-69.

Rasji. “Hak Interpelasi Dewan Perwakilan Rakyat terhadap Presiden.” Era Hukum 7, 3 (2001): 238-56.

Ratnapala, Suri. Australian Constitutional Law: Foundations and Theory. Oxford: Oxford University Press, 2002.

Reid, Anthony. Indonesian National Revolution 1945-1950. Canberra: Logman Australia, 1974.

Riggs, Fred. “The Survival of Presidentialism in America: Para-Constitutional Practice.” International Political Science Review 9, 4 (1988): 23-41. DOI: 10.1177/01925121880090.

Rinardi, Haryono. “Dari RIS Menjadi Negara RI: Perubahan Bentuk Negara Indonesia pada Tahun 1950.” Mozaik: Jurnal Ilmu Humaniora 12, 2 (2010): 181-92.

Sherlock, Stephen. Parliamentary Indications Indonesia: House of Representatives (DPR) and House of Regional Representatives (DPD). Jakarta: World Bank, 2007.

Shugart, Matthew dan J. M. Carey. President and Assembilies: Constitutional Design and Electoral Dynamics. New Hamsphire: Dartmount Colleage Publishing, 1992.

Stephenhurst, Rick dan Jacktitsworth. “Parliament and Audit Institution.” Dalam The Role of Parliament in Curbing Corruption, diedit oleh Rick Stephenhurst, Niall Johnston dan Riccardo Pelizzo, 101-8. Washington: World Bank, 2006.

Suteki dan Galang Taufani. Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat, Teori dan Praktek. Depok: Rajawali Press, 2018.

Watson, Alan. “Comparative Law and Legal Change.” The Cambridge Law Journal 37, 2 (1978): 313-36.

Watson, Alan. Legal Transplant: An Approach to Comparative Law. Edinburgh: Scottish Academic Press, 1974.

Peraturan Hukum

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945.

Republik Indonesia. Maklumat Wakil Presiden No. X pada tanggal 16 Oktober tahun 1945.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 24.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234.

Republik Indonesia. Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5568.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 383, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5650.

Republik Indonesia. Undang-Undang No 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6187.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Tahun 2019 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6396.

The United States of America. The Constitution of The United States of America.