Legalitas Perkawinan Beda Agama: Mengungkap Disparitas Putusan Pengadilan di Indonesia

Main Article Content

Ayub Mursalin

Abstract

In Indonesian society, interfaith marriages always spark controversy. Due to this fact, some people who are planning or have already begun an interfaith marriage turn to the court to ask for the legalization of their marriage. Through a doctrinal analysis using a comparative law approach, this article aims to examine the arguments of judges in adjudicating and deciding on the legality of interfaith marriages in three court institutions: the Primary Court, the Supreme Court, and the Constitutional Court. Even though the three court institutions have distinct absolute competencies, it is vital to analyze them to identify any inconsistencies or harmonies in the legal arguments, as this would have a significant impact on views and even access to public law in the case. This paper argues that, on the one hand, there is a legal conflict between the factors considered in the Supreme Court's judgment and those considered in the Primary Court's decision in situations involving interfaith marriages. While the Supreme Court, which initially permitted interfaith marriages, now tends to forbid them, the Primary Court's reasoning generally tends to support interfaith marriages. The Constitutional Court's ruling in 2015 regarding the judicial review of the Marriage Law of 1974 against the Constitution of 1945, which in essence forbids interfaith marriage but does not violate the right to establish a family, appears to have caused a change in the justification for the Supreme Court's decision.


Abstrak


Legalitas perkawinan beda agama di Indonesia masih terus menjadi polemik di tengah masyarakat. Fakta ini menyebabkan sebagian mereka yang akan atau telah melangsungkan perkawinan beda agama untuk meminta pengadilan sebagai forum yang bisa mengesahkan perkawinannya. Melalui kajian doktrinal dengan pendekatan perbandingan hukum, artikel ini akan mengungkap argumen hakim dalam mengadili dan memutus legalitas perkawinan beda agama pada tiga lembaga pengadilan yang berbeda, yaitu Pengadilan Negeri, Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi. Meski ketiga lembaga pengadilan tersebut memiliki kompetensi absolut yang berbeda, kajian terhadapnya menjadi penting dalam upaya menemukan keselarasan atau ketidakselarasan argumentasi hukum, dan ini akan sangat menentukan sikap dan bahkan akses hukum masyarakat dalam perkara tersebut. Hasil kajian menunjukkan adanya ketidakselarasan logika hukum antara putusan-putusan Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung maupun Mahkamah Konstitusi terhadap perkara legalitas perkawinan beda agama yang diajukan para pemohon. Putusan-putusan Pengadilan Negeri pada umumnya cenderung membolehkan perkawinan beda agama, sedangkan Mahkamah Agung, yang awalnya membolehkan perkawinan beda agama, sekarang memiliki kecenderungan untuk melarangnya. Pergeseran kecenderungan Putusan Mahkamah Agung ini baru terjadi pasca-putusan Mahkamah Konstitusi tentang uji materiil Undang-Undang Perkawinan 1974 terhadap Undang-Undang Dasar 1945 di tahun 2015 yang pada intinya pelarangan perkawinan beda agama tidak melanggar hak asasi manusia untuk membangun sebuah rumah tangga.

Article Details

Section
Articles

References

Artikel, Buku, dan Laporan

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Akademi Presindo, 1992.

Agnes, Sinta Felisa. “Izin Perkawinan Beda Agama di Pengadilan Negeri (Studi Perbandingan Putusan PN Surakarta dan PN Blora.” Tesis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2019.

Aini, Noryamin. “Inter-Religious Marriage from Socio-Historical Islamic Perspectives.” Brigham Young University Law Review 2008, 3 (2008): 669-705.

Aini, Noryamin, Ariane Utomo, dan Peter McDonald. “Interreligious Marriage in Indonesia.” Journal of Religion and Demography 6 (2019): 189-214. DOI: 10.1163/2589742X-00601005.

Ali, Muhamad. “Fatwas on Inter-Faith Marriage in Indonesia.” Studia Islamika 9, 3 (2002): 1-33. DOI: 10.15408/sdi.v9i3.658.

Amak FZ. Proses Undang-Undang Perkawinan. Bandung: Alma’arif, 1976.

Aprianto, Tri Chandra. “Aturan di Persimpangan Jalan: Perdebatan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkawinan 1973-1974.” Historia 1, 1 (2018): 70-84.

Buisson, Johanna Marie. “Interfaith Marriage for Muslim Women.” Crosscrents 66, 44, (2016): 430-49. DOI: 10.1111/cros.12211.

BBC Hindi. “India’s Interfaith Couples on Edge after New Law.” https://www.bbc.com/news/world-asia-india-56330206, 15/3/2021. Diakses 5/1/2023.

Cammack, Mark. “Legal Aspects of Muslim-non-Muslim Marriage in Indonesia.” Dalam Muslim-non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia, diedit oleh Gavin Jones, Chee Heng Leng, dan Maznah Mohamad, 102-38. Singapore: ISEAS Publishing, 2009.

Cholil, Suhadi. “The Politico-Religious Contestation: Hardering of the Islamic Law on Muslim-non-Muslim Marriage in Indonesia.” Dalam Muslim-non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia, diedit oleh Gavin Jones, Chee Heng Leng, dan Maznah Mohamad, 139-60. Singapore: ISEAS Publishing, 2009.

Çiğdem, Recep. “Interfaith Marriage in Comparative Perspective.” Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hungaricae 68, 1 (2015): 59-86. DOI: 10.1556/AOrient.68.2015.1.4.

Cora, Vreede-De Stuers. “A Propos du ‘R.U.U.’, Histoire d’une Législation Matrimoniale.” Archipel 8 (1974): 21-30. DOI: 10.3406/arch.1974.1181.

Daud, Sulhi M., Mohamad Rapik, dan Yulia Monita. “Dinamika Status Hukum Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Fikih Indonesia.” Undang: Jurnal Hukum 5, 2 (2022): 357-91. DOI: 10.22437/ujh.5.2.357-391 .

Elmali-Karakaya, Ayse. “Interfaith Marriage in Islam: Classical Resources and Contemporary Debates on Muslim Women’s Interfaith Marriage.” Riligions 13, 8 (2022): artikel 726. DOI: 10.3390/rel13080726.

Fides.org. “Les Couples Mariés de Confessions Différentes: un Phénomène en Expansion, une Occasion de Dialogue et D’amour. http://www.fides.org/fr/news/73082-ASIE_Les_ couples_maries_de_confessions_differentes_un_phenomene_en_expansion_une_occasion_de_dialogue_et_d_amour, 22/11/2022. Diakses 1/2/2023.

Ganguly, Sumit. “The Problem with India’s ‘Love Jihad’ Laws.” The Conversation, 27/1/2021. https://theconversation.com/the-problem-with-indias-love-jihad-laws-152675. Diakses 5/1/2023.

Gouwgioksiong. “The Marriage Laws of Indonesia with Special Reference to Mixed Marriages.” The Rabel Journal of Comparative and International Private Law 28. Jahrg., H. 4 (1964): 711-31. DOI: 10.2307/27874607.

Islamiyati. “Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi No. 68/PUU-XII/2014 Kaitannya dengan Nikah Beda Agama Menurut Hukum Islam di Indonesia.” Al-Ahkam 27, 2 (2017): 157-78. DOI: 10.21580/ahkam.2017.27.2.1572.

Jppn.com. “4 Syarat Dispensasi Pernikahan Beda Agama dalam Ajaran Katolik.” https://www.jpnn.com/news/4-syarat-dispensasi-pernikahan-beda-agama-dalam-ajaran-katolik, 9/3/2022. Diakses 1/2/2023.

Katz, June S. dan Ronald S. Katz. “The New Indonesian Marriage Law: A Mirror of Indonesia's Political, Cultural, and Legal Systems.” The American Journal of Comparative Law 23, 4 (1975): 653-81. DOI: 10.2307/839240.

Khedher, Reyed. “Tracing the Development of the Tunisian 1956 Code of Personal.” Journal of International Women's Studies 18, 4 (2017): 30-7.

Leaaman, Alex B. “Interfaith Marriage in Islam: An Examination of the Legal Theory behind the Traditional and Reformist Positions.” Indiana Law Journal 84, 2 (2009): 743-71.

Lukito, Ratno. Perbandingan Hukum: Perdebatan Teori dan Metode. Yogyakarta: Gadjah Mada Univertsity Press, cetakan dua, 2019.

Lukito, Ratno. “Trapped between Legal Unification and Pluralism: The Indonesian Supreme Court’s Decision on Interfaith Marriage.” Dalam Muslim-non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia, diedit oleh Gavin Jones, Chee Heng Leng, dan Maznah Mohamad, 33-58. Singapore: ISEAS Publishing, 2009.

Majelis Ulama Indonesia. Himpunan Fatwa MUI sejak 1975. Jakarta: Erlangga, 2011.

Mohamad, Maznah, Zarizana Aziz, dan Chin Oy Sim. “Private Lives, Public Contention: Muslim-non-Muslim Family Disputes in Malaysia.” Dalam Muslim-non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia, diedit oleh Gavin Jones, Chee Heng Leng, dan Maznah Mohamad, 59-101. Singapore: ISEAS Publishing, 2009.

Mulia, Musda. “Promoting Gender Equity through Interreligious Marriage: Empowering Indonesia Women.” Dalam Muslim-non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia, diedit oleh Gavin Jones, Chee Heng Leng, dan Maznah Mohamad, 255-82. Singapore: ISEAS Publishing, 2009.

News18.com. “589 Inter-faith Marriages Among Over 19,000 Registered in Delhi Till September this Year.” https://www.news18.com/news/india/589-inter-faith-marriages-among-over-19000-registered-in-delhi-till-september-this-year-2398661.html, 24/11/2019. Diakses 2/1/2023.

Nizami, Auliya Ghazna. “Public Sphere and Feminism in Tunisia: Equal Inheritance between Female and Male Based on Latest Amendment of Verse 146 MAS.” Prosiding International Conference on University-Community Engagement, Post Pandemic Resilience: From Islamic Higher Education to Social Transformation, diselenggarakan IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, 25/1/2022, 157-61.

Pew Research Center. “Chapter 2: Religious Switching and Intermarriage.” https://www.pewresearch.org/religion/2015/05/12/chapter-2-religious-switching-and-intermarriage/#interfaith-marriage-commonplace, 12/5/2015. Diakses 2/1/2023.

Pompe, Sebastiaan. “Mixed Marriages in Indonesia: Some Comments on the Law and the Literature.” Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 144, 2/3 (1988): 259-75. DOI: 10.1163/22134379-90003296.

Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan Departemen Kehakiman. Sekitar Pembentukan Undang-Undang Perkawinan Beserta Peraturan Pelaksanaannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan Departemen Kehakiman, t.th.

Republika. “Sejarah Undang-Undang Perkawinan di Indonesia,” 14/9/2014.

Rizkiyansyah, Beggy. “Sejarah UU Perkawinan: Antara Mengikat atau Menceraikan Agama dari Negara (2).” https://hidayatullah.com/kajian/sejarah/2014/09/18/29732/sejarah-uu-perkawinan-antara-mengikat-atau-menceraikan-agama-dari-negara-2.html, 18/9/2014. Diakses 15/12/2022.

Rosdiana, Ummu Hana Yusuf Saumin, dan Masayu Mashita Maisarah. “Legitimacy on Inter-Faith Marriages: An Analysis of the Role of Religious Council on Legal Policy in Indonesia.” Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah 19, 1 (2019): 81-96. DOI: 10.15408/ajis.v19i1.11710.

Sari, Milati Fatma, Mulyadi, dan Yunanto. “Analisis Putusan Judicial Review Mahkamah Konstitusi No. 68/PUU-XII/2014 atas Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 terhadap Perkawinan Beda Agama.” Diponogoro Law Journal 5, 3 (2016): 1-13.

Seamon, Erika B. “The Shifting Boundaries of Religious Pluralism in America Through the Lens of Interfaith Marriage.” Disertasi, Georgetown University, Washington DC, 2011.

Setiabudi, Lysa. “Analisis Perkawinan Beda Agama (Studi terhadap Putusan Pengadilan Negeri terkait Izin Perkawinan Beda Agama). Tesis, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2016.

Shidarta. “Putusan Pengadilan sebagai Objek Penulisan Artikel Ilmiah.” Undang: Jurnal Hukum 5, 1 (2022): 105-42. DOI https://doi.org/10.22437/ujh.5.1.105-142.

Soewondo, Nani. “The Indonesian Marriage Law and its Implementating Regulation.” Archipel 13 (1977): 283-94. DOI: 10.3406/arch.1977.1344.

Sosroatmojo, Arso dan A. Wasit Aulawi. Hukum Perkawinan di Indonesia. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1975.

Trisnaningsih, Mudiarti. Relevansi Kepastian Hukum dalam Mengatur Perkawinan Beda Agama di Indonesia. Bandung: Utomo, 2007.

Peraturan dan Putusan Hukum

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019.

Republik Indonesia. Undang-Undang Administrasi Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4674.

Republik Indonesia. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam.

Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat. Risalah-Risalah Sidang Periode Persidangan II Tahun Sidang 1973-1974.

Republik Indonesia, Mahkamah Agung. Putusan Nomor 1400 k/Pdt/1986, 20/1/1989, perkara Permohonan Kasasi atas Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 382/Pdt.P/1986/PN.JKT.PST, 11/4/1986, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Andi Vonny Gani P dan Andrianus Petrus Hendrik Nelwan.

Republik Indonesia, Mahkamah Agung. Penetapan Nomor 1977 K/Pdt/2017, 28/9/2017, perkara Permohonan Kasasi atas Penetapan Pengadilan Negeri Blora Nomor 71/Pdt.P/2017/PN Bla, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Neneng Oktora Budi Asri dan Yafet Arianto.

Republik Indonesia, Mahkamah Konstitusi. Putusan Nomor 68/PUU-XII/2014, 18/6/2015, perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Republik Indonesia, Mahkamah Konstitusi. Putusan Nomor 24/PUU-XX/2022, 31/1/2023, perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sebagaimana Diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Blora. Penetapan Nomor 71/Pdt.P/2017/PN Bla, 18/4/2017, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Neneng Oktora Budi Asri dan Yafet Arianto.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Gianyar. Penetapan Nomor 29/Pdt.P/2019/PN Gn, 28/3/2019, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Agustino Tri Laksono dan Angela Dewi Endah Christanty.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Kudus. Penetapan Nomor 209/Pdt.P/2020/PN Kds, 26/10/2020, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Kiswati dan Aris Kuncoro.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Lubuk Linggau. Penetapan Nomor 3/Pdt.P/2015/PN Llg, 25/2/2015, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Irawan Wijaya dan Claramitha Joan.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Pontianak. Penetapan Nomor 12/Pdt.p/2022/PN.Ptk, 20/1/2022, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Ridho Nur Azzaman dan Meryandani.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Surakarta. Penetapan Nomor 186/Pdt.P/2018/PN.Skt, 22/5/2012, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Julvian Arda Pamungkas dan Rossy Marlina Ngahu.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Surakarta. Penetapan Nomor 454/Pdt.P/2018/PN Skt, 10/1/2019, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Mario Herdian Saputro dqn Dina Damayanti.

Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Ungaran. Penetapan Nomor 08/Pdt.P/2013/PN.Ung, 5/2/2013, perkara Permohonan Izin Pendaftaran dan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Ary Jokopriyanto dan Natalia Sutrisno.