Ratifikasi Perjanjian Penyesuaian Wilayah Informasi Penerbangan antara Indonesia dan Singapura: Pilihan Rasional atau Status Quo?
Main Article Content
Abstract
The ratification of the Agreement on Realignment of Flight Information Region (FIR) between Indonesia and Singapore by Presidential Regulation Number 109 of 2022 produced controversies. Such controversies occurred between the Indonesian government on one side, and the academicians and practitioners on another. The former claims that the ratification indicates the hard work of the Indonesian government to take over the FIR that has been delegated to Singapore. However, the latter questions the status of Indonesia as a sovereign state and its security that would potentially be arose from the ratification. It is because Singapore still takes control over Indonesia’s airspace from 0-37.000 feets. This article studies and analyzes whether the ratification was the best choice taken by Indonesia. The discussion shows that it was not the best yet rational and realistic. It was not, because the possibility of harm and threat to Indonesia’s national security are bigger than the advantages arising from the agreement. It was rational and realistic because it was not ratified, the control of FIR would be status quo and return fully to Singapore without limitation of time.
Abstrak
Pengesahan Perjanjian Penyesuaian Wilayah Informasi Penerbangan (Flight Information Region/FIR) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2022 menuai polemik. Hal tersebut terjadi antara pihak pemerintah dengan pihak akademisi serta praktisi. Pada satu sisi, pihak pemerintah mengklaim bahwa pengesahan tersebut mengindikasikan kerja keras pemerintah dalam mengambil alih FIR yang didelegasikan kepada Singapura. Oleh karena itu, kini kedaulatan ruang udara dikontrol penuh Indonesia. Namun di sisi lain, para akademisi dan praktisi mempersoalkan status kedaulatan dan juga keamanan yang berpotensi timbul dari pengesahan ini. Hal tersebut dikarenakan Singapura sebenarnya masih memiliki kontrol di ruang udara Indonesia pada ketinggian 0-37.000 kaki. Artikel ini akan mempelajari dan menganalsis apakah pengesahan perjanjian tersebut merupakan langkah yang tepat. Hasil dari kajian artikel ini menunjukkan bahwa pengesahan perjanjian tersebut bukan merupakan langkah terbaik, namun rasional dan realistis. Ia bukan langkah terbaik, disebabkan peluang kerugian dan ancaman terhadap keamanan negara tampak lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh dari persetujuan tersebut. Meski demikian, pengesahan ini juga rasional dan realistis, dikarenakan jika tidak disahkan, status FIR akan status quo, tetap sepenuhnya kembali ke Singapura tanpa batas waktu.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Penulis yang mengirimkan naskah artikel pada Undang: Jurnal Hukum memahami dan menyepakati bahwa apabila naskahnya diterima dan dipublikasikan, maka hak cipta artikel tersebut dipegang oleh Undang: Jurnal Hukum, Fakultas Hukum Universitas Jambi. Pencipta artikel tersebut, sebagaimana ketentuan UU Hak Cipta, tetap melekat pada penulisnya. Sebagai pemegang hak cipta, Undang: Jurnal Hukum berhak secara eksklusif untuk mengumumkan, memperbanyak, dan mendistribusikan artikel tersebut, baik melalui versi cetak maupun digital. Undang: Jurnal Hukum sebagai pemegang hak cipta juga membolehkan kepada siapa pun untuk mengumumkan, memperbanyak, dan mendistribusikan artikel tersebut untuk kepentingan ilmiah atau akademis sepanjang tidak mengubah isi, kepengarangan, dan hak sitasinya; sedangkan pengumuman, perbanyakan, dan pendistribusian secara komersil harus melalui persetujuan tertulis dari Ketua Penyunting.
References
Abdurrasyid, Priyatna. Kedaulatan Negara di Ruang Udara. Jakarta: Pusat Penelitian Hukum Angkasa, 1972.
Abramovitch, Yehuda. “The Maxim ‘Cujus Est Solum Ejus Usque Ad Coelum’ as Applied in Aviation.” McGill Law Journal, 8, 4 (1962): 247-269.
Arafah, Adhy Riadhy. “Pengambilalihan FIR Kepulauan Riau dan Natuna, Apa yang Harus Diwaspadai Indonesia?” https://fh.unair.ac.id/aiils/article/. Diakses 14/9/2022.
Cocca, Aldo Armando. “The Chicago Convention and Technological Development in Air and Space.” Annals of Air and Space Law: Vol. XIX, Institute of Air &Space Law, McGill University, Montreal, 1994.
CNN Indonesia. “Daftar Koruptor yang Sempat Kabur ke Singapura.” https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220126103706-12-751365/daftar-koruptor-yang-sempat-kabur-ke-singapura, 26/1/2022. Diakses 14/9/2022.
CNN Indonesia. “Jokowi Umumkan RI Resmi Ambil Alih FIR Riau-Natuna dari Singapura.” https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220908114043-106-844985/jokowi-umumkan-ri-resmi-ambil-alih-fir-riau-natuna-dari-singapura, 8/92022. Diakses 10/9/2022.
Darmawan, Aristyo Rizka. “Indonesia-Singapore Defence Cooperation Agreement: A Win Win.” https://fulcrum.sg/indonesia-singapore-defence-cooperation-agreement-a-win-win/, 28/1/2022. Diakses 10/9/2022.
Fahrazi, Mahfud. “Pengelolaan Flight Information Region di Wilayah Kepulauan Riau dan Natuna.” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 26, 2 (2019): 391-409. DOI: 10.20885/iustum.vol26.iss2.art9.
Hakim, Chappy. “FIR Natuna-Kep Riau.” Webinar Merespons Peraturan Presiden mengenai Flight Information Region (FIR), diselenggarakan oleh Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) dan Indonesia Center for Air and Space Law (ICASL) Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, 13/9/2022.
Hakim, Fika. “Book Review ‘Kedaulatan Negara di Ruang Udara’ oleh Priyatna Abdurrasyid.” Indonesia Journal of International Law, 6, 4 (2009): 586-8.
Hathaway, Oona A. “International Delegation and State Sovereignty.” Law and Contemporary Problems, 71, 1 (2008): 115-50.
Husna, Lenny dan Agus Riyanto. “Peran Pemerintah dalam Upaya Pengambilalihan Flight Information Region (FIR) Singapura atas Wilayah Udara Kepulauan Riau.” Jurnal Cahaya Keadilan, 7, 2 (2019): 395-410. DOI: 10.33884/jck.v7i2.1418.
Kafrawy, Muhammad. “Kepentingan Singapura terhadap Indonesia dalam Defence Cooperation Agreement (DCA).” Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
Kompas.com. “Perjanjian FIR Indonesia-Singapura Disebut Harus Diratifikasi Lewat UU, Ini Alasannya.” https://nasional.kompas.com/read/2022/02/18/14360991/perjanjian-fir-indonesia-singapura-disebut-harus-diratifikasi-lewat-uu-ini?page=all, 18/2/2022. Diakses 4/7/2022.
Kompastv. “Sejauh Mana Kesiapan Indonesia Ambil Alih Pelayanan Ruang Udara FIR dari Singapura?” https://www.youtube.com/watch?v=GfIFmxKcBdc, 28/1/2022. Diakses 14/9/2022.
Kusumaningrum, Adi. “The Legal Analysis of ‘Teori Kedaulatan Nusantara’ towards the Conception of Indonesia Airspace Sovereignty.” Indonesian Journal of International Law, 14, 4 (2017): 514-42. DOI: 10.17304/ijil.vol14.4.705.
Latipulhayat, Atip. “Flight Information Region (FIR) Kepulauan Riau dan Natuna.” Webinar Merespons Peraturan Presiden mengenai Flight Information Region (FIR), diselenggarakan oleh Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) dan Indonesia Center for Air and Space Law (ICASL) Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, 13/9/2022.
Lestari, Ramadhita dan den Yelta. “Diplomasi Indonesia dalam Menyelesaikan Sengketa FIR (Flight Information Region) di atas Kepulauan Natuna dengan Singapura.” Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, 3, 1 (2016): 1-16.
Mangko, Ade Patra. “Indonesia Air Traffic Services (ATS) Readiness and Strategic Plans for Taking Over Airspace and Improving the Service.” Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2013.
Mintojati, Sinatriagung. “Effect of Re-Alignment Flight Information Region Above Natuna and Riau Islands to Indonesia’s Sovereignty.” International Journal of Law, Tourism and Culture, 1, 1 (2022): 1-17.
Moon Jr., Albert I. “A Look at Airspace Sovereignty.” Journal of Air Law and Commerce, 29, 4 (1963): 328-45.
Netralnews.com. “Tentang FIR Lagi.” https://www.netralnews.com/tentang-fir-lagi/bmFxK29pb3VZcXR5WG10Qm5SL2RZQT09, 15/9/2022. Diakses pada 14/10/2022.
Nugraha, Ridha Aditya. “Flight Information Region above Riau and Natuna Islands: The Indonesian Efforts to Regain Control from Singapore.” Zeitschrift fur Luft- und Weltraumrecht - German Journal of Air and Space Law, 67, 2 (2018): 236-53.
Oyez. “United States v. Causby.” https://www.oyez.org/cases/1940-1955/328us256. Diakses 12/9/2022.
Polkowska, Malgorzata. “State Sovereignty in the Airspace: An Old Notion in a New Reality.” Annals of Air and Space Law: Vol. XXXVI, Institute of Air & Space Law, McGill University, Montreal, 2011.
Republik Indonesia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. “Ekstradisi RI-Singapura Bikin Gentar Koruptor dan Teroris, Ini Lini Masa hingga Perjanjian Ditandatangani Yasonna.” https://www.kemenkumham.go.id/berita/ekstradisi-ri-singapura-bikin-gentar-koruptor-dan-teroris-ini-lini-masa-hingga-perjanjian-ditandatangani-yasonna, 25/1/2022. Diakses 12/9/2022.
Republik Indonesia, Kementerian Perhubungan. “Kesepakatan Penyesuaian FIR Sudah Dipersiapkan dengan Matang dan Mendatangkan Manfaat Bagi Indonesia.” http://dephub.go.id/post/read/kesepakatan-penyesuaian-fir-sudah-dipersiapkan-dengan-matang-dan-mendatangkan-manfaat-bagi-indonesia, 6/2/2022. Diakses 10/9/2022.
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat. “Perjanjian FIR Indonesia – Singapura, Wakil Ketua MPR: Resmi Kedaulatan NKRI Hilang.” https://mpr.go.id/berita/Perjanjian-FIR-Indonesia---Singapura,-Wakil-Ketua-MPR:-resmi-Kedaulatan-NKRI-hilang, 10/9/2022. Diakses 11/9/2022.
Republik Indonesia, Sekretariat Kabinet. “Lima Elemen Penting Kesepakatan Penyesuaian FIR Indonesia -Singapura.” https://setkab.go.id/lima-elemen-penting-kesepakatan-penyesuaian-fir-indonesia-singapura/, 27/1/2022. Diakses 15/9/2022.
Republik Indonesia, Sekretariat Kabinet. “Presiden Jokowi Tandatangani Perpres tentang FIR, Tegaskan Kedaulatan Ruang Udara Indonesia.” https://setkab.go.id/presiden-jokowi-tandatangani-perpres-tentang-fir-tegaskan-kedaulatan-ruang-udara-indonesia/, 8/92022. Diakses 10/9/2022.
Sucahyo, Nurhadi. “Menghitung Untung-Rugi Perjanjian FIR Indonesia-Singapura.” https://www.voaindonesia.com/a/menghitung-untung-rugi-perjanjian-fir-indonesia-singapura/6432123.html, 8/2/2022. Diakses 4/7/2022.
Sudiro, Ahmad dan Jeannette Natawidjaja. “State Sovereignty Over the Airspace on the Perspective of International Air Law (A Study of the Delegation of Airspace Management of Batam and Natuna Island to Singapore).” Advances in Social Science, Eduction and Humanities Research, 478, (2020): 726-9.
Tutuianu, Simona. Towards Global Justice: Sovereignty in an Interdependent World. The Hague: Asser Press, 2013.
Wiradipraja, E. Saefullah. “Wilayah Udara Negara (State Air Territory) Ditinjau dari Segi Hukum Internasional dan Nasional Indonesia.” Indonesian Journal of International Law, 6, 4 (2009): 495-503. DOI: 10.17304/ijil.vol6.4.214.
Peraturan dan Putusan Hukum
Chicago Convention on International Civil Aviation, 7/12/1944.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2022 tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura tentang Penyesuaian Batas antara Flight Information Region Jakarta dan Flight Information Region Singapura.
United Nations, General Assembly. Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts, 12/12/2001.