Pemikiran Hukum Nasional A. Qodri Azizy: Eklektisisme Hukum Islam dan Hukum Umum

Main Article Content

Wildani Hefni

Abstract

This article discusses the legal thought of A. Qodri Azizy combines three materials of national law in Indonesia. This article focuses on the Islamic legal thought of Qodri which is based on the narrative of the flexibility between Islamic law and general law based on compatibility within  Indonesian context. Qodri used a concept called Eklektisisme Hukum to unify the all materials of national law. Qodri offers Islamic law as a product of knowledge (ijtihad) that can be reconstructed as a system that is considered to be more holistic and comprehensive. In the development of national law, Qodri refused to formalize Islamic law in Indonesia in its application. He relies more on scientific dialectics that can be accepted democratically. Qodri argues that the realization of Indonesian law requires a collective effort to eliminate divisions in certain areas. According to this article, Qodri refused the formalization of Islamic law in line with his approach to refused of Western law with an absolute paradigm. On another hand, he refused customary law. According to Qodri’s legal thought, each legal building has a link to be integrated with the Indonesian context by integrating various disciplines to build a spirit of national legal with Indonesian characterictic. At this point, Qodri’s eclecticism approach finds its relevance in integrating of general law and Islamic law which is based on the middle path of national compromise.


Abstrak


Artikel ini membahas pemikiran hukum A. Qodri Azizy yang memadukan antara tiga bahan baku hukum nasional di Indonesia. Fokus artikel ini pada pemikiran hukum Islam Qodri yang didasarkan pada narasi fleksibilitas pertautan antara hukum Islam dan hukum umum yang kompatibel dengan realitas keindonesiaan yang kemudian dinamakan eklektisisme hukum Indonesia. Di dalam eklektisisme hukum, Qodri menyatukan dan mencairkan kekuatan-kekuatan pola pikir bangunan hukum yang selama ini cenderung berhadapan. Qodri menempatkan hukum Islam sebagai produk pengetahuan (ijtihad) yang dapat direkonstruksi agar lebih holistik dan komprehensif. Dalam pembangunan hukum nasional, Qodri menolak intervensi negara dan lebih berpijak pada dialektika keilmuan yang dapat diterima secara demokratis. Qodri memiliki argumentasi bahwa perwujudan ilmu hukum Indonesia (Indonesian jurisprudence) membutuhkan ikhtiar kolektif untuk menghilangkan pengotakan pada wilayah tertentu. Qodri menolak formalisasi hukum Islam dan juga menolak penggunaan hukum Barat dengan paradigma yang mutlak, serta menolak pengunaan hukum adat secara membabi buta. Qodri memiliki argumentasi bahwa masing-masing bangunan hukum memiliki keterkaitan untuk dipadukan dalam konteks menemukan spirit bangunan hukum nasional yang bercirikan keindonesiaan. Pada titik inilah, pendekatan eklektisisme Qodri menemukan relevansinya dengan mengintegrasikan hukum Islam dan hukum umum yang bertitik pijak pada jalan tengah kompromi kebangsaan.

Article Details

Section
Articles

References

Al-Shatibi, Abu Ishaq Ibrahim. Al-Muwafaqat fi Usul al-Shariah. Beirut: Dar al-Ma’rifat, t.t.

Azizy, A. Qodri. Hukum Nasional: Eklektisisme Hukum Islam & Hukum Umum. Jakarta: Teraju, 2004.

Azizy, A. Qodri. Reformasi Bermazhab: Sebuah Ikhtiar menuju Ijtihad Saintifik-Modern. Jakarta: Teraju, 2006.

Bourchier, David M. “Two Decades of Ideological Contestation in Indonesia: From Democratic Cosmopolitanism to Religious Nationalism.” Journal of Contemporary Asia, 49, 5 (2019): 713-33. DOI: 10.1080/00472336.2019.1590620.

Fanani, Muhyar. Membumikan Hukum Langit: Nasionalisasi Hukum Islam dan Islamisasi Hukum Nasional. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008.

Hallaq, Wael B. “Authority, Continuity and Change in Islamic Law.” Cambridge: Cambridge University Press, 2001.

Harisudin, M. Noor. “Diskursus Fikih Indonesia: Dari Living Laws Menjadi Positive Laws.” Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 10, 2 (2016): 169-84. DOI: 10.24090/mnh.v10i2.932.

Hefni, Wildani. “The New Fiqh in a National School of Legal Thought: a Paradigm Shift in National School of Islamic Law on M. Barry Hooker’s Perspective.” Justicia Islamica: Jurnal Kajian Hukum dan Sosial, 17, 1 (2020): 17-34. DOI: doi.org/10.21154/justicia.v17i1.1966.

Hooker, M. Barry. Indonesian Syariah: Defining a National School of Islamic Law. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2008.

Ibrahim, Ahmed Fekry. Pragmatism in Islamic Law: a Social and Intellectual History. Syracuse University Press, 2015.

Imron, Ali. “Telaah Pemikiran Pendidikan dan Etika Sosial Ahmad Qodri Abdillah Aziziy.” Jurnal Pendidikan Nusantara, 1, 1 (2020): 47-66. DOI: 10.52796/jpnu.v1i1.7.

Ismail, Faisal. “Religion, State, and Ideology in Indonesia: a Historical Account of the Acceptance of Pancasila as the Basis of Indonesian State.” Indonesian Journal of Interdisciplinary Islamic Studies, 1, 2 (2018): 19-58. DOI: 10.20885/ijiis.vol1.iss2.art2.

Itmam, Muhammad Shohibul. “Indonesian Jurisprudence Ahmad Qodri Azizy’s Perspective.” Justicia Islamica, 16, 2 (2019): 367-94. DOI: 10.21154/justicia.v16i1.1639.

Jamaludin, Mohd Hafiz, dan Ahmad Hidayat Buang. “Penggunaan Konsep Talfiq sebagai Salah Satu Kaedah Penyelesaian Hukum Syarak: Satu Ulasan Literatur.” Journal of Shariah Law Research, 1, 2 (2016). DOI: 10.22452/JSLR.vol1no2.4.

Jinan, Mutohharun. “KH. Ahmad Azhar Basyir, MA.: Prototipe Ulama-Intelektual Muhammadiyah.” Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah, 12, 2 (2014): 133-46.

Kamali, Mohammad Hashim. The Middle Path of Moderation in Islam: The Qur’anic Principle of Wasatiyyah. New York: Oxford University Press, 2015.

Maarif, Ahmad Syafii. Islam dan Pancasila sebagai Dasar Negara: Studi tentang Perdebatan dalam Konstituante. Bandung: Mizan dan Maarif Institute, 2017.

Mujali, Ahmad. “Diskursus Talfiq: antara Mudah dan Mengambil yang Mudah-Mudah Studi Analisis Talfiq dalam Pengamalan Hukum Islam.” Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam, 6, 1 (2015): 320-34.

Mustofa, Imam, Ahmad Syarifudin, dan Dri Santoso. “Pemikiran Hukum Islam Abdurrahman Wahid: Harmonisasi Islam dan Budaya.” Undang: Jurnal Hukum, 4, 2 (2021): 507-35. DOI: 10.22437/ujh.4.2.507-535.

Nafis, Muhammad Wahyuni. Kontekstualisasi Ajaran Islam: 70 Tahun Munawir Syadzali. Jakarta: Paramadina, 1995.

Rouf, Abdul dan Ali Romdhoni. Jejak Intelektual Birokrat: Meneladani Kearifan Prof. Dr. A. Qodri Azizy. Jakarta: Literatur Nusantara (Linus), 2013.

Sarjan, M. Andi. “’Hasbi Ash-Shiddiqie wa Tajdid al-Fiqh fi Indunisiya.” Studia Islamika, 3, 3 (1996): 115-48. DOI: 10.15408/sdi.v3i3.802.

Sholihuddin, Muh. “Negara Islam (Pemikiran Fikih Siyasah KH. Ibrahim Hosen).” Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam, 13, 1 (2010): 157-81. DOI: 10.15642/alqanun.2010.13.1.157-181.

Sjadzali, Munawir. Ijtihad Kemanusiaan. Jakarta: Paramadina, 1997.

Sumitro, Warkum dan Fiqh Vredian Aulia Ali. “Reformulasi Ijtihad dalam Pembaruan Hukum Islam Menuju Hukum Nasional: Ikhtiar Metodologis A. Qadri Azizy Mentransformasikan Fikih Timur Tengah ke Indonesia.” Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, 15, 1 (2016): 39-60. DOI: doi.org/10.18326/ijtihad.v15i1.39-60.

Syafi’ie, M. “Pemikiran Organisasi Islam tentang Penerapan Hukum Pidana Islam: Tinjauan Hukum Hak Asasi Manusia.” Undang: Jurnal Hukum, 2, 2 (2019): 225-64. DOI: 10.22437/ujh.2.2.225.264.

Thalib, Sayuti. Pembaharuan Hukum Islam Indonesia: In Memoriam Prof. Mr. Dr. Hazairin. Jakarta: UI-Press, 1981.